Rabu, 26 Mei 2010

Bekatul dan Manfaatnya

bukan karangan, memang diteliti

Bekatul untuk Menurunkan Hipertensi dan Hiperlipidemia


Bekatul atau rice bran selama ini hanya digunakan sebagai pakan ternak. Belum banyak yang mengetahui bahwa lapisan luar dari beras hasil penggilingan padi ini ternyata mengandung komponen bioaktif pangan yang bermanfaat bagi kesehatan. Bekatul dapat diperolah sebanyak 10 persen dari hasil penggilingan padi, yang terdiri dari lapisan aleurone beras (rice kernel), endosperm, dan germ.
Data dari Departemen Pertanian, diperkirakan pada tahun 2006 produksi beras nasional mencapai angka 54,74 juta ton (Tempo Interaktif, 6 Juli 2006). Sebagai perbandingannya di Amerika Serikat bahwa 10 persen dari total produksi beras dapat dihasilkan bekatul, sehingga dari 54,75 juta ton produksi beras nasional diperkirakan akan dihasilkan 5,5 juta ton bekatul. Potensi bahan baku yang sangat berlimpah jumlahnya tersebut, sehingga perlu dilakukan usaha-usaha pemanfaatan bekatul sebagai pangan fungsional.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan hiperlipidemia (berlebihnya jumlah lemak) merupakan dua kondisi penyebab penyakit kardiovaskuler dan aterosklerosis. Dua penayakit ini merupakan penyebab kematian yang semakin meningkat jumlahnya, termasuk di Indonesia.
Richard J. FitzGerald dari Universitas of Limerick, Limerick, Irlandia menyebutkan bahwa penurunan 5 mmHg tekanan darah sama artinya dengan menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler sebanyak 16 persen. Oleh karena itu usaha-usaha yang dilakukan oleh para peneliti pangan dan gizi adalah mendapatkan komponen bioaktif yang terdapat dalam bahan pangan, salah satunya adalah pemanfaatan bekatul sebagai bahan untuk mencegah hipertensi dan hiperlipidemia.

Manfaat bekatul
Fraksi lemak dari bekatul telah banyak dilaporkan memberikan efek menurunkan jumlah lemak darah (hipolipidemia) dengan uji pada hewan percobaan maupun manusia. Minyak bekatul menurunkan kadar kolesterol darah dan low density lipoprotein cholesterol (LDL-kolesterol), serta dapat meningkatkan kadar high density lipoprotein cholesterol (HDL-kolesterol) darah. Kemampuan fraksi lemak bekatul disebabkan adanya komponen oryzanol dan kemampuan lainnya dari bahan yang tidak tersabunkan.
Selain itu fraksi non-lemak bekatul ternyata juga memiliki efek hipolipidemia yang sama dengan fraksi lemak. Selain dapat memberikan efek hipolipidemia, penelitian penulis menyebutkan bahwa manfaat lain dari fraksi ini ternyata memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan darah secara nyata. Percobaan tersebut menggunakan tikus stroke-prone spontaneously hypertensive rats (SHRSP). SHRSP adalah spesies tikus yang secara genetik mengalami hipertensi dan hiperlipidemia.
Fraksi non-lemak diperoleh dengan ektraksi menggunakan ethanol yang dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan Driselase. Driselase adalah nama produk enzim komersial untuk degradasi dinding sel tanaman yang terdiri dari selulase, silanase, dan laminarise.
Asam ferulat dan total fenol adalah komponen biaoktif yang saat ini diketahui terdapat di dalam fraksi bekatul sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan lemak darah, disamping tentunya tokotrienol dan gamma-oryzanol yang sebelumnya telah diketahui sebagai senyawa antioksidan. Mekanisme penurunan tekanan darah oleh asam ferulat yaitu dengan menghambat kerja enzim angiotensin I-converting enzyme (ACE); suatu enzim yang bertanggung jawab terjadinya peningkatan tekanan darah. Penelitian penulis juga membuktikan hal tersebut dimana terjadi penurunan aktivitas ACE.
Mekanisme terjadinya penurunan lemak darah diduga melalui peningkatan kapasitas pengikatan LDL reseptor. Mekanisme lain yang juga berperan dalam penurunan kolesterol darah adalah peningkatan aktivitas enzim cholesterol-7 alpha-hydroxylase (Cyp7a1), suatu enzim yang bertanggung jawab dalam proses biosintesis asam empedu. Peningkatan aktivitas enzim ini akan menstimulir konversi kolesterol menjadi asam empedu, sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kolesterol dalam darah.

Makanan suplemen
Meskipun penelitian diatas diperoleh dari percobaan menggunakan hewan, namun data yang diperoleh dapat diekstrapolasikan ke manusia. Data yang didapatkan sebagai informasi awal untuk dijadikan kajian lebih lanjut pemanfaatan fraksi non-lemak bekatul sebagai bahan untuk menurunkan tekanan darah dan jumlah lemak darah pada penderita hipertensi dan hiperlipidemia.
Saat ini penggunaan bekatul sebagai suplementasi telah banyak dilakukan, misalnya pada pengolahan biskuit, kue, dan lain-lain. Pemanfaatan bekatul yang telah diawetkan sebagai makanan sarapan sereal, dengan perbandingan (persentase) tepung beras: bekatul dari 90:10 sampai dengan 30:70. Substitusi bekatul padi 15 persen pada tepung terigu dilaporkan memberikan hasil yang optimal terhadap penerimaan cookies dan roti manis. Substitusi ini dapat meningkatkan kandungan serat pangan (hemiselulosa, selulosa, dan lignin) dan niasin pada produk (Muchtadi et al., 1995).
Mengkonsumsi bekatul sebagai suplementasi produk-produk olahan, diharapkan dapat dijadikan saran yang paling tepat untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.
Ardiansyah, kandidat Doktor di Lab. of Nutrition, Tohoku University Sendai, Jepang dan anggota ISTECS chapter Jepang. Email: ardy@biochem.tohoku.ac.jp

Betulkah manfaat bekatul begitu besar? Bahkan, diabetes pun sembuh karenanya? Menurut ahli gizi masyarakat dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Ir Drajat Martianto MS, bekatul mengandung rice bran oil (minyak dedak).
Drajat mengungkapkan, kandungan minyak dedak pada bekatul mencapai 10- 13 persen dengan kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi (80 persen). ''Penggunaan asam lemak tidak jenuh ganda dalam diet, dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Selain itu dapat mencegah peningkatan kadar gula dalam darah,'' ungkap Drajat.
Bekatul, kata Drajat, juga sumber serat makanan (dietary fiber) yang baik. Serat makanan ini terbukti mampu memperpendek masa tinggal suatu makanan dalam sistem pencernaan. Dengan begitu, dia dapat mengurangi peluang terjadinya kanker kolon. Serat makanan dapat mencegah terjadinya hiperkolesterolemia dan ateroskierosis.
Menurut catatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor, kegiatan penyosohan beras bisa mengikis 7,5 persen bobot beras awal. hasilnya adalah bekatul dengan total serat makanan kadar selulosa, hemi-selulosa, dan lignin yang paling tinggi.
Dari proses penggilingan gabah, dihasilkan beras sebanyak 60-66 persen. Hasil bekatul mencapai 8-12 persen. Produksi bekatul halus dari penggilingan padi di Indonesia mencapai 4 juta - 6 juta ton per tahun. tapi kebanyakan masih dipakai sebagai bahan baku pakan dan obat nyamuk bakar. Padahal bekatul mempunyai potensi besar untuk makanan kesehatan, kosmetika, dan farmasi.
Bekatul tersusun atas air, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat.
Tabel :
1 Kadar Air 2,49 persen
2 Kadar Protein 8,77 persen
3 Kadar Lemak 1,09 persen
4 Kadar Abu 1,60 persen
5 Kadar Serat 1,69 persen
6 Karbohidrat 84,36 persen
7 Kalori 382,32 kal (beras giling hanya 360 kal)
8 Logam Berat Tidak ternyata

Bekatul juga mengandung kalsium, yang berfungsi mengurangi gangguan insomnia, mendukung sistem saraf dan kontraksi otot, mengatur detak jantung, dan mencegah gumpalan darah.

Bekatul juga mengandung magnesium, berfungsi mengaktifkan enzim, berperan dalam produksi energi formasi protein dan replikasi sel, meningkatkan kelarutan Kalsium dalam enzim sehingga dapat mencegah terbentuknya batu ginjal.
Bekatul juga mengandung mangan, berperan pada beberapa enzim yang terlibat pengontrolan gula darah, metabolisme energi serta hormon thyroid, berperan dalam enzim SOD sehingga sel tidak mudah rusak. Mencegah gangguan epilepsi, mengurangi resiko serangan jantung secara mendadak, berperan dalam fungsi otak.
Bekatul juga mengandung zat besi, berperan mengatur molekul haemoglobin (sel darah merah), sebagai alat transportasi oksigen dari paru-paru, penting selama perkembangan janin, pada masa remaja, selama kehamilan, dan menyusui.
Bekatul juga Kalium, bersama natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh dan fungsi jantung, pengantar pesan syaraf ke otot, menurunkan tekanan darah, dan mengirim oksigen ke otak. cho
Tabel:

Protein : 1,6 - 1,9 PER (Protein Efficiency Ratio).
Daya cerna : mencapai 73 persen.
Lemak : 16-22 persen
Asam lemak utama : lebih dari 90 persen terdiri dari asam paimitat,
oleat, dan linoleat. Lilin 3-4 persen, lipida 4
persen
Kadar pati : 10-20 persen (semakin tingggi tingkat penyosohan,
semakin tingi kadar pati
Vitamin : 78 persen tiamin, 47 persen riboflavin, 67 persen
niasin
Mineral : alumunium, kalsium, kior, besi, magnesium, mangan,
fosfor, kalium, silikon, natrium, dan seng.
Serat : selulosa 8,7 - 11,4 persen, hemiselulosa 9,6 - 12,8
persen, betaglukan kurang dari 1 persen, dari
proporsi dedak. Ada juga polisakarida lain.
Kadar protein tertinggi: varietas Pandanwangi, disosoh 3 menit (1 7,20%) Kadar protein terendah: varietas IR-42 dan Memberamo, disosoh 3 menit
dan 8 menit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar