Senin, 31 Mei 2010

Bekatul yang kaya Betul, Bekatul tidak sama dengan Dedak

KOMPAS.com - Mendengar kata bekatul, sebagian orang langsung mengaitkannya dengan bahan untuk pakan ternak. Bekatul memang merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan atau penumbukan gabah menjadi beras.

Pada proses tersebut terjadi pemisahan endosperma beras (yang biasa kita makan sebagai nasi) dengan bekatul yang merupakan lapisan yang menyelimuti endosperma. Berbagai penelitian menunjukkan, bekatul beras memiliki komponen gizi yang sangat dibutuhkan manusia. Jadi patut disayangkan jika bekatul hanya ditujukan sebagai pakan ternak.

Bukan Dedak
Bila gabah dihilangkan bagian sekamnya melalui proses penggilingan (pengupasan kulit), akan diperoleh beras pecah kulit (brown rice). Beras pecah kulit terdiri atas bran (dedak dan bekatul), endosperm, dan embrio (lembaga).

Endosperma terdiri atas kulit ari (lapisan aleuron) dan bagian berpati. Selanjutnya, bagian endosperma tersebut akan mengalami proses penyosohan, menghasilkan beras sosoh, dedak, dan bekatul.

Proses penyosohan merupakan proses penghilangan dedak dan bekatul dari bagian endosperma beras. Secara keseluruhan proses penggilingan padi menjadi beras akan menghasilkan 1628 persen sekam, 6-11 persen dedak, 2-4 persen bekatul, dan sekitar 60 persen endosperma.

Tujuan penyosohan untuk menghasilkan beras yang lebih putih dan bersih. Makin tinggi derajat sosoh, semakin putih dan bersih penampakan beras, tapi semakin miskin zat gizi. Pada penyosohan beras dihasilkan dua macam limbah, yaitu dedak (rice bran) dan bekatul (rice polish).

Bahan Pangan Dunia (FAO) telah membedakan pengertian dedak dan bekatul. Dedak merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi yang terdiri atas lapisan sebelah luar butiran beras (perikarp dan tegmen) dan sejumlah lembaga beras.

Bekatul merupakan lapisan sebelah dalam butiran beras (lapisan aleuron/kulit ari) dan sebagian kecil endosperma berpati. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia, dedak dihasilkan pada proses penyosohan pertama, bekatul pada proses penyosohan kedua.

Banyak orang menggambarkan bekatul sebagai limbah dengan bau tengik, apek, dan asam. Persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar karena bekatul memiliki karakteristik cita rasa yang lembut dan agak manis. Bau tidak sedap akan muncul jika bekatul mulai mengalami kerusakan.

Bekatul mengandung karbohidrat cukup tinggi, yaitu 51-55 g/100 g. Kandungan karbohidrat merupakan bagian dari endosperma beras karena kulit ari sangat tipis dan menyatu dengan endosperma. Kehadiran karbohidrat ini sangat menguntungkan karena membuat bekatul dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

Kandungan protein pada bekatul juga sangat baik, yaitu 11-13 g/100 g. Dibandingkan dengan telur, nilai protein bekatul memang kalah, tapi masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan kedelai, biji kapas, jagung, dan tepung terigu.

Dibandingkan dengan beras, bekatul memiliki kandungan asam amino lisin yang lebih tinggi. Zat gizi lain yang menonjol pada bekatul beras adalah lemak, kadarnya mencapai 10-20 g/100 g. Minyak yang diperoleh dari bekatul dapat digunakan sebagai salah satu minyak makan yang terbaik di antara minyak yang ada, dan sudah dijual secara komersial di beberapa negara.

Keunggulan dari minyak bekatul untuk menurunkan kolesterol. Bekatul beras juga kaya akan vitamin B kompleks dan vitamin E. Vitamin B kompleks sangat dibutuhkan sebagai komponen pembangun tubuh, sedangkan vitamin E merupakan antioksidan yang sangat kuat.

Selain itu, bekatul merupakan sumber mineral yang sangat baik, setiap 100 gramnya mengandung kalsium 500-700 mg, magnesium 600-700 mg, dan fosfor 1.000-2.200 mg.

Bekatul juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber) yang sangat baik. Selain untuk memperlancar saluran pencernaan, kehadiran serat pangan juga berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah.
Prof.Dr.Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan, Pengisi rubrik di Tabloid Gaya Hidup Sehat.

Rabu, 26 Mei 2010

Bekatul dan Manfaatnya

bukan karangan, memang diteliti

Bekatul untuk Menurunkan Hipertensi dan Hiperlipidemia


Bekatul atau rice bran selama ini hanya digunakan sebagai pakan ternak. Belum banyak yang mengetahui bahwa lapisan luar dari beras hasil penggilingan padi ini ternyata mengandung komponen bioaktif pangan yang bermanfaat bagi kesehatan. Bekatul dapat diperolah sebanyak 10 persen dari hasil penggilingan padi, yang terdiri dari lapisan aleurone beras (rice kernel), endosperm, dan germ.
Data dari Departemen Pertanian, diperkirakan pada tahun 2006 produksi beras nasional mencapai angka 54,74 juta ton (Tempo Interaktif, 6 Juli 2006). Sebagai perbandingannya di Amerika Serikat bahwa 10 persen dari total produksi beras dapat dihasilkan bekatul, sehingga dari 54,75 juta ton produksi beras nasional diperkirakan akan dihasilkan 5,5 juta ton bekatul. Potensi bahan baku yang sangat berlimpah jumlahnya tersebut, sehingga perlu dilakukan usaha-usaha pemanfaatan bekatul sebagai pangan fungsional.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan hiperlipidemia (berlebihnya jumlah lemak) merupakan dua kondisi penyebab penyakit kardiovaskuler dan aterosklerosis. Dua penayakit ini merupakan penyebab kematian yang semakin meningkat jumlahnya, termasuk di Indonesia.
Richard J. FitzGerald dari Universitas of Limerick, Limerick, Irlandia menyebutkan bahwa penurunan 5 mmHg tekanan darah sama artinya dengan menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler sebanyak 16 persen. Oleh karena itu usaha-usaha yang dilakukan oleh para peneliti pangan dan gizi adalah mendapatkan komponen bioaktif yang terdapat dalam bahan pangan, salah satunya adalah pemanfaatan bekatul sebagai bahan untuk mencegah hipertensi dan hiperlipidemia.

Manfaat bekatul
Fraksi lemak dari bekatul telah banyak dilaporkan memberikan efek menurunkan jumlah lemak darah (hipolipidemia) dengan uji pada hewan percobaan maupun manusia. Minyak bekatul menurunkan kadar kolesterol darah dan low density lipoprotein cholesterol (LDL-kolesterol), serta dapat meningkatkan kadar high density lipoprotein cholesterol (HDL-kolesterol) darah. Kemampuan fraksi lemak bekatul disebabkan adanya komponen oryzanol dan kemampuan lainnya dari bahan yang tidak tersabunkan.
Selain itu fraksi non-lemak bekatul ternyata juga memiliki efek hipolipidemia yang sama dengan fraksi lemak. Selain dapat memberikan efek hipolipidemia, penelitian penulis menyebutkan bahwa manfaat lain dari fraksi ini ternyata memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan darah secara nyata. Percobaan tersebut menggunakan tikus stroke-prone spontaneously hypertensive rats (SHRSP). SHRSP adalah spesies tikus yang secara genetik mengalami hipertensi dan hiperlipidemia.
Fraksi non-lemak diperoleh dengan ektraksi menggunakan ethanol yang dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan Driselase. Driselase adalah nama produk enzim komersial untuk degradasi dinding sel tanaman yang terdiri dari selulase, silanase, dan laminarise.
Asam ferulat dan total fenol adalah komponen biaoktif yang saat ini diketahui terdapat di dalam fraksi bekatul sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan lemak darah, disamping tentunya tokotrienol dan gamma-oryzanol yang sebelumnya telah diketahui sebagai senyawa antioksidan. Mekanisme penurunan tekanan darah oleh asam ferulat yaitu dengan menghambat kerja enzim angiotensin I-converting enzyme (ACE); suatu enzim yang bertanggung jawab terjadinya peningkatan tekanan darah. Penelitian penulis juga membuktikan hal tersebut dimana terjadi penurunan aktivitas ACE.
Mekanisme terjadinya penurunan lemak darah diduga melalui peningkatan kapasitas pengikatan LDL reseptor. Mekanisme lain yang juga berperan dalam penurunan kolesterol darah adalah peningkatan aktivitas enzim cholesterol-7 alpha-hydroxylase (Cyp7a1), suatu enzim yang bertanggung jawab dalam proses biosintesis asam empedu. Peningkatan aktivitas enzim ini akan menstimulir konversi kolesterol menjadi asam empedu, sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kolesterol dalam darah.

Makanan suplemen
Meskipun penelitian diatas diperoleh dari percobaan menggunakan hewan, namun data yang diperoleh dapat diekstrapolasikan ke manusia. Data yang didapatkan sebagai informasi awal untuk dijadikan kajian lebih lanjut pemanfaatan fraksi non-lemak bekatul sebagai bahan untuk menurunkan tekanan darah dan jumlah lemak darah pada penderita hipertensi dan hiperlipidemia.
Saat ini penggunaan bekatul sebagai suplementasi telah banyak dilakukan, misalnya pada pengolahan biskuit, kue, dan lain-lain. Pemanfaatan bekatul yang telah diawetkan sebagai makanan sarapan sereal, dengan perbandingan (persentase) tepung beras: bekatul dari 90:10 sampai dengan 30:70. Substitusi bekatul padi 15 persen pada tepung terigu dilaporkan memberikan hasil yang optimal terhadap penerimaan cookies dan roti manis. Substitusi ini dapat meningkatkan kandungan serat pangan (hemiselulosa, selulosa, dan lignin) dan niasin pada produk (Muchtadi et al., 1995).
Mengkonsumsi bekatul sebagai suplementasi produk-produk olahan, diharapkan dapat dijadikan saran yang paling tepat untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.
Ardiansyah, kandidat Doktor di Lab. of Nutrition, Tohoku University Sendai, Jepang dan anggota ISTECS chapter Jepang. Email: ardy@biochem.tohoku.ac.jp

Betulkah manfaat bekatul begitu besar? Bahkan, diabetes pun sembuh karenanya? Menurut ahli gizi masyarakat dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Ir Drajat Martianto MS, bekatul mengandung rice bran oil (minyak dedak).
Drajat mengungkapkan, kandungan minyak dedak pada bekatul mencapai 10- 13 persen dengan kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi (80 persen). ''Penggunaan asam lemak tidak jenuh ganda dalam diet, dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Selain itu dapat mencegah peningkatan kadar gula dalam darah,'' ungkap Drajat.
Bekatul, kata Drajat, juga sumber serat makanan (dietary fiber) yang baik. Serat makanan ini terbukti mampu memperpendek masa tinggal suatu makanan dalam sistem pencernaan. Dengan begitu, dia dapat mengurangi peluang terjadinya kanker kolon. Serat makanan dapat mencegah terjadinya hiperkolesterolemia dan ateroskierosis.
Menurut catatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor, kegiatan penyosohan beras bisa mengikis 7,5 persen bobot beras awal. hasilnya adalah bekatul dengan total serat makanan kadar selulosa, hemi-selulosa, dan lignin yang paling tinggi.
Dari proses penggilingan gabah, dihasilkan beras sebanyak 60-66 persen. Hasil bekatul mencapai 8-12 persen. Produksi bekatul halus dari penggilingan padi di Indonesia mencapai 4 juta - 6 juta ton per tahun. tapi kebanyakan masih dipakai sebagai bahan baku pakan dan obat nyamuk bakar. Padahal bekatul mempunyai potensi besar untuk makanan kesehatan, kosmetika, dan farmasi.
Bekatul tersusun atas air, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat.
Tabel :
1 Kadar Air 2,49 persen
2 Kadar Protein 8,77 persen
3 Kadar Lemak 1,09 persen
4 Kadar Abu 1,60 persen
5 Kadar Serat 1,69 persen
6 Karbohidrat 84,36 persen
7 Kalori 382,32 kal (beras giling hanya 360 kal)
8 Logam Berat Tidak ternyata

Bekatul juga mengandung kalsium, yang berfungsi mengurangi gangguan insomnia, mendukung sistem saraf dan kontraksi otot, mengatur detak jantung, dan mencegah gumpalan darah.

Bekatul juga mengandung magnesium, berfungsi mengaktifkan enzim, berperan dalam produksi energi formasi protein dan replikasi sel, meningkatkan kelarutan Kalsium dalam enzim sehingga dapat mencegah terbentuknya batu ginjal.
Bekatul juga mengandung mangan, berperan pada beberapa enzim yang terlibat pengontrolan gula darah, metabolisme energi serta hormon thyroid, berperan dalam enzim SOD sehingga sel tidak mudah rusak. Mencegah gangguan epilepsi, mengurangi resiko serangan jantung secara mendadak, berperan dalam fungsi otak.
Bekatul juga mengandung zat besi, berperan mengatur molekul haemoglobin (sel darah merah), sebagai alat transportasi oksigen dari paru-paru, penting selama perkembangan janin, pada masa remaja, selama kehamilan, dan menyusui.
Bekatul juga Kalium, bersama natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh dan fungsi jantung, pengantar pesan syaraf ke otot, menurunkan tekanan darah, dan mengirim oksigen ke otak. cho
Tabel:

Protein : 1,6 - 1,9 PER (Protein Efficiency Ratio).
Daya cerna : mencapai 73 persen.
Lemak : 16-22 persen
Asam lemak utama : lebih dari 90 persen terdiri dari asam paimitat,
oleat, dan linoleat. Lilin 3-4 persen, lipida 4
persen
Kadar pati : 10-20 persen (semakin tingggi tingkat penyosohan,
semakin tingi kadar pati
Vitamin : 78 persen tiamin, 47 persen riboflavin, 67 persen
niasin
Mineral : alumunium, kalsium, kior, besi, magnesium, mangan,
fosfor, kalium, silikon, natrium, dan seng.
Serat : selulosa 8,7 - 11,4 persen, hemiselulosa 9,6 - 12,8
persen, betaglukan kurang dari 1 persen, dari
proporsi dedak. Ada juga polisakarida lain.
Kadar protein tertinggi: varietas Pandanwangi, disosoh 3 menit (1 7,20%) Kadar protein terendah: varietas IR-42 dan Memberamo, disosoh 3 menit
dan 8 menit.

Senin, 24 Mei 2010

Sebab anda harus mengganti beras putih





Beras Putih Membuang Nutrisi
THURSDAY, 23 APRIL 2009
Total View : 3708 times

Tahukah Anda bahwa proses penggilingan dan pemolesan padi sampai menjadi beras putih telah membuang 80% vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat dan asam lemak esensial. Maka tinggallah beras yang putih bersih tetapi hanya mengandung karbohidrat saja, padahal seharusnya beras merupakan bahan makanan yang kaya vitamin, mineral, serat dan asam lemak esensial.

Beras pecah kulit (dalam bahasa Inggris disebut brown rice) hanya membuang lapisan terluar (gabah), sehingga kandungan zat gizi yang kaya pada kulit arinya masih utuh.

Apa fungsi zat gizi yang hilang tersebut? Semangkuk brown rice mengandung 90% kebutuhan mangan (Mn) perhari. Mangan banyak berperan pada proses metabolisme tubuh, merupakan komponen enzim superoxide dismutase (SOD) yang melindungi mitokondria terhadap kerusakan oksidasi.

Semangkuk brown rice mengandung 21% kebutuhan Magnesium (Mg) perhari. Mg berfungsi dalam proses metabolisme dan bersama Kalsium (Ca) menjaga kesehatan tulang.

Semangkuk brown rice mengandung 14% kebutuhan serat perhari. Dalam penelitian terhadap 74.091 wanita selama 12 tahun terbukti bahwa mereka yang kurang mengkonsumsi serat dalam makanannya lebih mudah mengalami kegemukan. Serat juga melindungi terhadap konstipasi dan resiko kanker kolon.

Brown rice mengandung Selenium (Se) merupakan mineral yang berfungsi penting dalam mencegah timbulnya keganasan, metabolisme tubuh, anti-oksidan, dan berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh. Selenium merupakan komponen enzim glutathione peroxidase yang berperan penting dalam proses detoksifikasi di hati.

Serat juga memperlambat absorpsi karbohidrat ke dalam darah sehingga menstabilkan kadar gula darah. Diet kaya serat ternyata juga menurunkan resiko terjadinya batu empedu.

Asam lemak esensial yang terkadung pada brown rice ternyata dapat menurunkan kolesterol LDL (bad cholesterol) sampai 7%. Ditambah kandungan serat, Mg dan vitamin2 B, maka brown rice juga melindungi terhadap penyakit kardiovaskuler.

Brown rice juga kaya fitonutrien yang merupakan anti-oksidan misalnya quercetin, curcumin, ellagic acid, catechins, dan sebagainya. Lebih dari 80% fitonutrien terdapat pada kulit ari, maka proses penggilingan dan pemolesan telah membuang sebagian besar fitonutrien.

Konsumsi bahan makanan kaya serat (biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan) terbukti menurunkan prevalensi sindroma metabolik yang ditandai perut buncit, kadar kolesterol HDL rendah, hipertrigliseridemia dan hipertensi.

Namun sayang kulit ari pada brown rice mudah teroksidasi sehingga membuatnya tidak tahan lama (menjadi tengik).

Anjuran

Untuk menjaga kesehatan perlu senantiasa menjalankan pola hidup sehat yaitu diet sehat seimbang, olah raga, cukup istirahat dan menghindari polusi.

Setelah mengetahui betapa kaya kandungan zat gizi pada brown rice serta manfaatnya, maka saya menganjurkan untuk mulai mengkonsumsi brown rice terutama bila Anda termasuk kriteria berikut ini :

* Kelebihan berat badan (Indeks massa tubuh > 25)
* Penderita diabetes mellitus
* Penderita sindroma metabolik (obesitas, terutama obesitas sentral (perut buncit), kadar kolesterol HDL rendah, hipertrigliseridemia dan hipertensi).
* Manula (resiko penyakit jantung koroner, penyakit-penyakit keganasan, batu empedu)
* Banyak terpapar polutant (asap rokok, asap motor, dan sebagainya)

Ingatlah bahwa mencegah adalah lebih baik daripada mengobati.

Karbohidrat Kompleks

Suami saya beberapa hari yang lalu memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan di RKSE , Pelatihan kewirausahaan yang dikelola Rhenald Kasali dan temen temen. Seperti masuk kawah candradimuka, dari hari Jumat pagi suami saya sudah pergi ke kampus RKSE yang tidak jauh dari rumah saya, tapi harus stay disana.

Hari pertama, di jam istirahat, saya akhirnya mendapat balasan dari suami saya, balasan atas SMS yang saya kirimkan pagi tadi. " Aku lagi dapet pelajaran exercise dan diet dari dokter T", oooo, Minggu sepulang pelatihan saya yang sudah kangen , bukan cuma kangen suami saya aja, tapi pengen tau ilmu selama pelatihan, menanyakan tentang materi diet dan exercise yang diperoleh, karena saya tau suami saya rajin tidur kalo abis sholat subuh.
Hmmm, dokter bilang, kita , semua orang harus merubah mengkonsumsi dari beras putih yang notabene karbohidrat simple ke karbohidrat kompleks.

Ada dua macam karbohidrat, yaitu karbohidrat simpleks dan kompleks. Karbohidrat simpleks merupakan karbohidrat yang cepat diserap tubuh, karena sudah berupa butiran-butiran gula yang mengandung glukosa dan siap diserap. Yang termasuk karbohidrat simpleks antara lain gula pasir, gula jawa, dan gula jagung. Makanan yang juga mengandung karbohidrat simpleks, yaitu susu, permen, dan cookies.

Berbeda dari karbohidrat simpleks, karbohidrat kompleks dicerna dan diserap perlahan-lahan, sehingga kadar gula dalam tubuh naik secara perlahan. Karbohidrat jenis ini pun lebih banyak mengandung serat dan vitamin. Contoh karbohidrat kompleks antara lain nasi beras merah yang kaya serat dan vitamin B.

Saya jadi ingat bertahun lalu begitu sulitnya meyakinkan suami saya untuk mau merubah nasi putih ke nasi merah, sangat sulit, sampai dia bertanya, bu bisa gak masaknya sebelah nasi putih dan sebelah nasi merah......

Jadi manfaat si karbohidrat kompleks bukan hanya masalah kaya serat yang bermanfaat untuk pencernaan juga untuk mengontrol kolesterol, tapi juga untuk mengontrol kadar gula darah.

Kalo masalah rasa, lama lama terbiasa juga, kalo mau nasi putih masih bisa juga kok, tapi sesekali saja

Minggu, 23 Mei 2010

Cara membuat tepung beras di rumah

temen,

yang mau bikin tepung beras sendiri,
caranya gak susah,
siapkan grinder, kalo kita beli blender ada tuh yang kecil
nah blender si beras disitu, setelah jadi bisa dijemur, atau sangrai lalu
ayak dan bisa disimpan.,

ini pengalaman adekku sendiri yang bikin tepung beras merah dari beras merah Pecah Kulit yang masih ada kulit arinya hasilnya halusssss

untuk cara membuatnya,
siapkan tepung beras cairkan dengan sedikit air,
panaskan air, rebus sampai mendidih,
masukkan tepung beras yang sudah dicairkan
masak sampai matang, meletup2,
dinginkan ketika suam2 kuku masukkan susu formula atau asi perah.,

salam
erna

Artikel Kesehatan

Energi 5 Elemen: Pentingnya Mineral untuk Kesehatan
Mineral untuk Kesehatan Darah, Tulang, Sumsum Tulang, Otot, dan Saraf

Oleh: Aleysius H. Gondosari

Bulan Juni dan Juli 2009 yl., saya melakukan penelitian mengenai osteoporosis bersama teman saya. Osteoporosis sering menyerang wanita yang sudah melahirkan, wanita yang akan menopause, dan juga penderita diabetes. Penyebabnya adalah kekurangan mineral. Tetapi selain untuk tulang, mineral juga ternyata sangat dibutuhkan oleh darah, sumsum tulang, otot, saraf, dan air ludah atau air liur.Mineral mempunyai frekuensi sehat 1 Hz dan berada pada elemen Bumi. Oleh sebab itu, mineral lebih banyak ditemukan pada makanan sehat yang mengandung elemen Bumi seperti pada umbi-umbian. Tubuh manusia membutuhkan 6 mineral utama. Bila kekurangan salah satu mineral ini, tubuh akan mulai tidak sehat. Keenam mineral utama ini adalah kalsium, magnesium, fosfor, kalium, besi, natrium. Dari mineral yang terdapat di dalam tubuh, kira-kira 50% terdiri dari kalsium. Magnesium kira-kira 1/2 dari kalsium. Selanjutnya fosfor dan kalium dalam jumlah yang seimbang. Walaupun perlu, besi dan natrium hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.

Dari analisa energi 5 Elemen, kebutuhan energi mineral kalsium kira-kira 25%, magnesium 15%, fosfor 15%, kalium 10%, besi 5%, natrium 5%. Sisanya terdistribusi untuk mineral-mineral lainnya.
Mineral bagi Darah:

Darah membutuhkan mineral untuk menjaga keseimbangan asam dan basa. Tubuh yang sehat akan bersifat sedikit basa dengan pH berkisar antara 7,0 sampai 7,4. Kekurangan mineral akan menyebabkan darah menjadi asam. Bila darah bersifat asam, penyakit mudah menyerang, termasuk penyakit kanker. Selain mineral, stres juga dapat menyebabkan darah menjadi asam. Stres membuat nafas menjadi pendek dan tidak dalam, sehingga O2 berkurang dan CO2 menumpuk di dalam darah karena tidak dikeluarkan melalui nafas yang panjang dan dalam. Jadi berhati-hatilah agar jangan sampai menderita stres. Bila stres, lakukan latihan pernafasan sehat yang panjang dan dalam.
Mineral bagi Tulang:

Kekurangan mineral akan menyebabkan tulang menjadi keropos atau osteoporosis, yang dimulai dari pergelangan kaki, kemudian naik ke lutut, dilanjutkan ke tulang paha. Setelah itu, naik ke tulang belakang yang dapat menyebabkan bongkok. Bila orang menderita osteoporosis, ia harus berhati-hati agar tidak sampai jatuh. Bila jatuh, tulangnya akan mudah patah. Biasanya patah pada bagian pangkal tulang paha dekat pinggul.
Mineral bagi Sumsum Tulang:

Sumsum tulang juga membutuhkan mineral. Bila mineral kurang, sumsum tulang juga akan berkurang, sehingga pembentukan darah merah dan darah putih akan berkurang. Hal ini dapat menyebabkan anemia dan leukemia.
Mineral bagi Otot:

Otot juga membutuhkan mineral. Bila mineral berkurang, otot akan menjadi pegal-pegal dan tidak bertenaga. Orang akan merasa lelah dan malas bergerak.
Saraf:

Kekurangan mineral juga akan mempengaruhi saraf. Orang yang kekurangan mineral, selain menderita osteoporosis, tangannya juga mulai bergetar, yang menjadi tanda-tanda awal gejala Parkinson.

Selain itu, juga bisa muncul gejala lain. Teman saya mengeluh kupingnya berdenging. Dari analisa energi 5 elemen, hal ini disebabkan oleh saraf yang kekurangan mineral.
Air Liur atau Air Ludah:

Air ludah juga membutuhkan mineral yang lengkap agar dapat menjaga kesehatan gigi dan menetralisir makanan asam yang kita konsumsi. Bila mineral pada air ludah tidak lengkap atau tidak cukup, gigi akan mudah keropos, dan makanan asam tidak bisa dinetralisir sehingga dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Penyebab Kekurangan Mineral:

Ada berbagai penyebab kekurangan mineral. Kekurangan mineral bisa disebabkan oleh:

* faktor usia sehingga daya serap mineral berkurang
* mengkonsumsi makanan dan minuman yang bersifat asam seperti goreng-gorengan, daging, telur, gula, rokok, minuman yang manis-manis, minuman ringan yang manis
* kurang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung mineral seperti beras merah, tempe segar, kacang panjang segar, kentang kukus, wortel segar.
* kurang berjemur pada sinar matahari pagi sehingga kekurangan vitamin D.

Cara Mengatasi Kekurangan Mineral:

Untuk mengatasi kekurangan mineral, orang sebaiknya melakukan hal-hal berikut ini:

* Meningkatkan konsumsi makanan bermineral seperti beras merah, kacang panjang segar, kentang kukus, tempe segar, wortel segar, bengkuang segar, daun katuk, buncis, gula merah atau gula aren, dan pisang. Kacang panjang mengandung 6 mineral sehat yang mudah diserap oleh tubuh, kentang mengandung 5 mineral, beras merah mengandung 5 mineral, tempe, wortel, bengkuang, buncis, dan gula merah mengandung 3 mineral. Pisang mengandung 2 mineral.
* Berjemur di sinar matahari pagi sebelum pk. 09.00 selama 15 menit sampai 30 menit untuk memperoleh cukup vitamin D sebanyak 400 IU (International Unit).
* Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang bersifat asam seperti goreng-gorengan, gula pasir, minuman manis, rokok.
* Mengurangi stres

Salam Sehat Bahagia!

www.5elemen.com

Sabtu, 22 Mei 2010

Fakta Tentang Bekatul

sukses ya bagi pengkonsumsi bekatul. Produk ini berkhasiat nyata bagi saya untuk memulihkan DB (diabetes Melitus). Amin

Pengalaman akyu sih bekaltul menyembuhkan trigliserid (tg), jantung enggak debar-debar lagi. oke kan?

untuk ibu menyusui malah lebih bagus ke asinya dan buat anak ibu jadi lebih sehat....telah terbukti pada anak saya walau di sebut anak bekatul hehehehe smilies/cheesy.gif

Beras Pecah Kulit kerennya Brown Rice

Beras Coklat (Brown Rice) atau Beras Pecah Kulit

Beras coklat (Brown Rice) adalah beras yang hanya dihilangkan sekamnya, namun tidak dipoles menjadi beras putih. Beras coklat dan beras putih memiliki kandungan kalori, karbohidrat, protein, dan lemak yang sama. Yang membedakan hanyalah dengan proses penggilingan beras dengan alat pemoles, lapisan aleuron beras akan hilang. Bersamaan dengan hilangnya lapisan terluar beras, hilang pula beberapa vitamin B1, B3, dan zat besi.

Proses penggilingan dan pemolesan padi (sosoh/selip) berbagai varietas sampai menjadi beras berwarna putih ternyata telah menghilangkan sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial. Pada akhirnya yang tersisa hanyalah beras berwarna putih bersih dan hanya mengandung karbohidrat saja, padahal seharusnya beras merupakan bahan makanan yang kaya vitamin, mineral, serat, dan asam lemak esensial.

Beras pecah kulit (Brown Rice) hanya membuang lapisan terluar (gabah), sehingga kandungan zat gizi yang kaya pada kulit ari-nya (kulit terluar beras) masih utuh.

Satu takaran brown rice mengandung 90% kebutuhan mangan (Mn) per hari. Mangan berperan pada proses metabolisme tubuh, merupakan komponen enzim superoxide dismutase (SOD) yang melindungi mitokondria terhadap kerusakan oksidasi. Brown rice juga mengandung 21% kebutuhan magnesium (Mg) per hari. Mg berfungsi dalam proses metabolisme dan bersama kalsium (Ca) menjaga kesehatan tulang.

Satu takaran brown rice mengandung 14% kebutuhan serat per hari. Dalam penelitian terhadap 74.091 wanita selama 12 tahun terbukti bahwa mereka yang kurang mengonsumsi serat dalam makanannya lebih mudah mengalami kegemukan. Serat juga melindungi terhadap konstipasi dan risiko kanker kolon. Serat juga memperlambat absorpsi karbohidrat ke dalam darah sehingga menstabilkan kadar gula darah. Diet kaya serat ternyata juga menurunkan risiko terjadinya batu empedu.

Kamis, 06 Mei 2010

Hasil Pemeriksaan Uji Lab

Alhamdulillah, hasil uji untuk beras organik dari teman teman, petani petani organik di Solo :

Jenis uji Hasil Uji Cara Uji
1. Organoklorin Negatif Kromatografi Lapis Tipis
2. Organofosfat Negatif Idem
3. Karbamat Negatif Idem

Alhamdulillah, resuidu pestisida negatif semua . Terimakasih pak, sudah bersusah payah bercocok tanam organik......

Go green